Asosiasi Dokter Anak Indonesia (IDAI) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan mengenai proses pengolahan air susu ibu (ASI) perah menjadi bubuk. Menurut IDAI, proses pengolahan tersebut tidak dianjurkan karena dapat mengurangi kandungan nutrisi dan manfaat kesehatan dari ASI.
ASI perah adalah ASI yang sudah dipompa dan disimpan dalam botol atau wadah khusus. Proses pengolahan ASI perah menjadi bubuk dilakukan dengan cara mengeringkan ASI hingga menjadi bubuk yang kemudian dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Namun, menurut IDAI, proses pengolahan ini dapat menyebabkan hilangnya beberapa nutrisi penting dalam ASI, seperti antibodi, enzim, dan faktor pertumbuhan yang sangat penting bagi perkembangan bayi. Selain itu, pengeringan ASI juga dapat mengurangi aktivitas enzim dan melukai sel-sel nutrisi dalam ASI.
IDAI menekankan pentingnya memberikan ASI langsung dari payudara ibu kepada bayi, karena ASI segar memiliki kandungan nutrisi yang lebih lengkap dan kualitas yang lebih baik. ASI segar juga mengandung zat-zat penting yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi dan membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi.
Oleh karena itu, IDAI menyarankan agar ibu menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi dan melanjutkan pemberian ASI bersama makanan pendamping hingga usia dua tahun. Selain itu, IDAI juga menyarankan agar ibu tidak mengonsumsi obat atau minuman yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
Dengan memberikan ASI secara langsung dan tanpa proses pengolahan, ibu dapat memberikan yang terbaik bagi kesehatan dan perkembangan bayinya. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan tidak ada alasan untuk menggantikannya dengan produk susu formula atau bubuk ASI yang telah diproses. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para ibu yang ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati mereka.