Dokter: Tes ANA tak perlu diulang jika diagnosis lupus sudah tegak
Lupus merupakan penyakit autoimun yang dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, organ dalam, dan bahkan otak. Untuk mendiagnosis lupus, dokter biasanya melakukan berbagai tes laboratorium, salah satunya adalah tes ANA (antinuclear antibody). Tes ANA digunakan untuk mengetahui adanya antibodi yang menyerang inti sel dalam tubuh.
Namun, untuk beberapa pasien yang telah didiagnosis menderita lupus, dokter mengatakan bahwa tes ANA tidak perlu diulang jika diagnosis tersebut sudah tegak. Menurut dr. Rahma Y. Dhuhri, Sp.PD-KR, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), tes ANA hanya perlu dilakukan sekali untuk memastikan diagnosis lupus.
“Jika sudah ditegakkan diagnosis lupus berdasarkan gejala klinis dan tes laboratorium lainnya, seperti tes darah lengkap, uji fungsi ginjal, dan uji fungsi hati, maka tes ANA tidak perlu diulang,” ujar dr. Rahma.
Namun, dr. Rahma juga menekankan pentingnya melakukan pemantauan secara rutin untuk memantau perkembangan penyakit lupus dan efek dari pengobatan yang diberikan. Pasien lupus perlu menjalani pemeriksaan rutin, seperti tes darah, uji fungsi ginjal, dan uji fungsi hati, untuk memastikan kondisi tubuh tetap stabil.
Selain itu, dr. Rahma juga menyarankan pasien lupus untuk menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik. Hal ini dapat membantu mengurangi gejala lupus dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Jadi, bagi para penderita lupus, tidak perlu khawatir jika dokter tidak mengulang tes ANA setelah diagnosis lupus ditegakkan. Yang terpenting adalah menjalani pengobatan yang dianjurkan dokter, menjaga kesehatan secara menyeluruh, dan melakukan pemantauan secara rutin. Dengan perawatan yang tepat, pasien lupus dapat menjalani hidup dengan lebih baik dan lebih nyaman.