Anjuran dokter, stop ukur kebahagiaan berdasarkan standar orang lain

Anjuran dokter, stop ukur kebahagiaan berdasarkan standar orang lain

Kebahagiaan adalah salah satu hal yang dicari oleh setiap orang dalam hidupnya. Namun, seringkali kita merasa tertekan dan tidak bahagia karena kita selalu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Dokter pun seringkali memberikan standar kebahagiaan berdasarkan apa yang dianggap “normal” oleh masyarakat. Namun, sebenarnya kebahagiaan adalah sesuatu yang subjektif dan tidak bisa diukur dengan standar orang lain.

Banyak orang yang merasa tidak bahagia karena mereka merasa tidak mencapai standar kebahagiaan yang ditetapkan oleh orang lain. Mereka merasa tidak cukup sukses, tidak memiliki pasangan hidup yang sempurna, atau tidak memiliki kehidupan yang glamor seperti yang dipamerkan di media sosial. Mereka lupa bahwa kebahagiaan sejati sebenarnya berasal dari dalam diri kita sendiri, bukan dari hal-hal eksternal yang seringkali hanya bersifat sementara.

Sebagai dokter, seharusnya kita memberikan panduan kepada pasien untuk menemukan kebahagiaan mereka sendiri, bukan mengukur kebahagiaan mereka berdasarkan standar orang lain. Kita harus mengajarkan kepada mereka untuk menerima diri mereka apa adanya, menghargai kelebihan dan kekurangan mereka, dan mencari kebahagiaan dari hal-hal kecil yang ada di sekitar mereka.

Tentu saja, sebagai dokter kita juga harus memperhatikan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kebahagiaan seseorang, seperti kondisi kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial, dan keberhasilan dalam karir. Namun, hal yang paling penting adalah membantu pasien untuk memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari hal-hal besar dan glamor, melainkan dari hal-hal sederhana dan terkadang dianggap remeh oleh banyak orang.

Jadi, mari bersama-sama mengubah paradigma kita tentang kebahagiaan. Jangan lagi mengukur kebahagiaan berdasarkan standar orang lain, tetapi belajarlah untuk mencari kebahagiaan dari dalam diri kita sendiri. Kita semua memiliki hak untuk bahagia, dan kebahagiaan sejati hanya akan kita temukan ketika kita mampu menerima dan menghargai diri kita sendiri apa adanya. Semoga artikel ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak lagi terjebak dalam perangkap standar kebahagiaan yang tidak nyata.