Makna balutan busana adat Ujung Serong di pelantikan Prabowo-Gibran

Pada hari Rabu, 20 Oktober 2021, acara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, digelar di Balai Kota Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Salah satu hal yang menarik perhatian dalam acara tersebut adalah balutan busana adat yang dikenakan oleh kedua tokoh tersebut. Prabowo Subianto tampil dengan balutan busana adat Ujung Serong, yang merupakan busana adat khas dari Jawa Barat. Busana ini terdiri dari kain panjang yang dililitkan di pinggang dan dibiarkan menjuntai hingga ke bawah. Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka tampil dengan balutan busana adat Jawa, lengkap dengan blangkon dan kain batik.

Balutan busana adat ini memiliki makna yang dalam dan sarat dengan simbolisme. Busana adat Ujung Serong merupakan simbol dari keberanian dan kekuatan, sementara busana adat Jawa melambangkan keanggunan dan kelembutan. Dengan mengenakan busana adat tersebut, Prabowo dan Gibran ingin menyampaikan pesan tentang keberagaman budaya di Indonesia dan pentingnya menjaga warisan budaya kita.

Selain itu, balutan busana adat juga merupakan bentuk penghormatan kepada budaya dan tradisi leluhur. Dengan mengenakan busana adat, Prabowo dan Gibran ingin menunjukkan bahwa mereka bangga akan identitas budaya mereka dan siap untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Jakarta dengan tetap menghargai dan melestarikan budaya lokal.

Dengan menghadiri acara pelantikan ini, kita semua diingatkan akan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi kita. Busana adat bukan hanya sekedar pakaian, namun juga merupakan bagian dari identitas dan warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan demi keberlangsungan budaya kita di masa depan. Semoga dengan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya kita, kita dapat terus memperjuangkan keadilan, keberagaman, dan kemajuan bagi bangsa Indonesia.